Jumat, 31 Desember 2010

Catatan Akhir Tahun, 31 Desember 2010

Hari ini Jumat, 31 Desember 2010 pkl 12.50 WIB beberapa menit setelah gw menjalankan ritual shalat Jumat, gw untuk pertama kalinya menuangkan apa yang gw rasakan selama satu tahun perjalanan gw di tahun 2010 lewat tulisan ini. Menurut gw memang terasa sangat menyedihkan, selama setahun ini atau bahkan beberapa tahun ke belakang, gw sangat jarang menuangkan ide2, gagasan2 atau pengalaman2 lewat tulisan, padahal sebuah tulisan sangatlah penting dalam pendokumentasian kehidupan kita, berawal dari sebuah tulisan kita akan mengetahui tingkah laku, pola pikir dan cara pandang seseorang dalam menyikapi hidup ini.

Gw harus memulai ceritanya dari mana ya???bingung ni gw...baiklah..bismillah...

Perjalanan di awal tahun 2010 bagi kehidupan gw sangat tidak kondusif, penuh dengan konflik, tekanan batin, dunia rasanya penuh di isi dengan manusia yang serba licik, iri, dengki, menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Bagaimana enggak, di awal bulan Januari gw harus berhadapan dengan sosok teman yang sudah gw anggap sebagai saudara gw tapi nyatanya gw ditelikung dari belakang, dekat ketika mereka butuh dengan kita tetapi jauh ketika kebutuhan itu telah terpenuhi, istilah kerennya sih "habis manis sepah dibuang". Ungkapan ini sesuai dengan tema ujian akhir dosen gw, namanya Uda Alfiyanto, dia mengisahkan bagaimana manusia pada zaman sekarang hidup saling membutuhkan karena ada maunya doank, liat karya Uda ini hati gw langsung tersentuh coz gw baru banget mengalami kejadian itu. Sistem kapitalisme yang men-TUHAN-kan materi mendorong orang rela berbuat apa saja demi mengejar "MATERI". Tentang siapa orangnya yang menggunakan asas "habis manis sepah dibuang" ke gw, ga perlu deh gw sebut namanya siapa, yang jelas kejadian itu menjadikan gw suatu pengalaman yang teramat sangat berharga. Pengalaman yang berharga lainnya, gw pernah terjerembab di suatu kelompok yang setelah gw pikir ngga ada manfaatnya bagi kehidupan gw, yang ada malah menjerumuskan gw. Setahun gw hidup di kelompok yang akhirnya menurut gw berakhir dengan sia2 dan gw dapat keluar dari kelompok tersebut.

Untuk sekarang ini, gw sekarang ini masih berkutat di dunia seni, gw baru tersadarkan kalo hidup di dunia seni itu terasa amat berat bagi gw, menurut gw dibutuhkan mental yang bener2 kuat sehingga kita bisa adaptif dengan kehidupan itu. Oia, sebelumnya gw mau flashback dulu ke kehidupan gw dikeluarga. Gw dididik di sebuah keluarga yang tegas namun sangat demokratis. Sikap demokratis itu ditunjukan oleh ayah gw. Ayah membebaskan gw untuk melakukan sesuai dengan kehendak gw, beliau berfikir pada dasarnya anaklah yang akan menentukan jalan hidupnya sendiri, bukan orang tua, orang tua hanyalah fasilitator dalam keinginan seorang anak. Ayah membebaskan gw bukan berarti hidup gw jadi bebas sebebas-bebasnya, gw inget waktu gw masih SMP ayah berpesan gini:
"silahkan kamu mau pergi kemana, pulang jam berapa, pergi dengan siapa ayah tidak akan melarang, buka pikiranmu ini dengan pergaulan, jangan pernah membeda-bedakan dalam berteman, karena pada dasarnya manusia itu sama di depan Tuhan, cuma ayah titip pesan ama kamu tot, INGAT!!! kamu harus baik terhadap sesama, jangan pernah melawan kekerasan dengan kekerasan" 
Pesan ayah ini jadi mengingatkan gw ama ajaran Mahatma Gandhi dari India yaitu "AHIMSA" (anti kekerasan). Dalam perjalanan hidupnya gandhi sangat anti dengan kekerasan,, sangat manusiawi dan memegang perinsip kemanusiaan, ini mungkin kesamaan pikiran antara ayah gw dan gandhi, gw ga tau apakah pikiran ayah terinsipirasi juga oleh gandhi??wallahualam..hanya ayah gw yang tau. Dari situ gw selalu berfikir sejauh-jauhnya gw melangkah, secerdas-cerdasnya gw dalam berfikir dan sebijak-bijaknya gw dalam bertindak, gw ga boleh melupakan pesan ayah gw..Mengenai ibu...hmmmm...kalo boleh jujur, gw nggak sepemikiran dengan ibu, banyak pikiran ibu yang tidak gw setujui,,pernah bulan November yl gw ma ibu gw debat dengan hebat tentang masa depan gw kelak, menurut gw pemikiran ibu selalu diawali dengan materi, semua dilihat dari segi materi, berbeda dengan ayah, ayah selalu positive thinking dalam menilai pemikiran gw..setiap debat, ayah selalu menjadi "air" untuk meredam supaya debat tidak berkepanjangan..makanya gw cenderung lebih dekat dengan sosok ayah dari pada dengan sosok ibu. Gw tahu ibu gw sangat khawatir dengan kehidupan gw kelak nantinya, apalagi gw anak tunggal yang sebenarnya gw menanggung beban psikologis dalam keluarga gw. Gw cuma berharap ibu gw bisa merubah pola pikirnya tentang gw n gw bisa menyelami pemikiran ibu, apa yang ia sebenernya beliau pengen.
Ngomong ngalor-ngidul..terus apa hubungannya dari dunia seni yang gw sebut diatas ke kehidupan keluarga gw??? jadi begini kolerasinya, tadi udah gw katakan bahwa di dunia seni itu menurut gw kehidupannya kurang kondusif, kalo gw boleh jujur sebenarnya gw takut hidup di dunia ini, ada hal-hal yang gw khawatirkan dengan diri gw dengan berkecimpung di dunia ini:
1. Karena mayoritas penari itu perempuan, di angkatan gw aja dari 30 mahasiswa, laki-lakinya cuma 2 orang, gw khawatir kalo gw terjerumus jadi maaf "banci".
2. Karena gw terlalu sering melihat cewe2 berganti pakaian di depan cowo, gw khawatir kalo gw nanti jadi ga suka cewe..amit2 astagfirullah..jangan sampe ya Allah..
3. Yang lebih parah, kalo udah ga suka cewe pasti nanti pindah orientasi dengan menyukai sesama jenis..amit2 ini juga..jangan sampe ya Allah..
Dari hal2 diatas dalam menjalani kehidupan di dunia seni, gw selalu berpatok pada pesan ayah gw, gw ga mau bikin nama keluarga gw buruk hanya karena tingkah laku gw yang konyol terus mudah terjerembab ke dalam arus pusaran kehidupan yang negative, dengan begitu sama aja gw goblok, mudah tertipu dengan kesenangan sesaat. Selama di dunia seni jujur gw ga mendapatkan seseorang teman/sahabat yang bisa gw percaya, terkadang untuk cerita yang sangat pribadi ke temen2 kampus, gw harus mikir beribu-ribu kali buat melakukan tindakan itu, jangan sampai cerita gw jadi senjata makan tuan buat gw sendiri. Untuk menyikapinya, gw menemukan langkah-langkah atau solusi agar gw tidak terlalu masuk ke dalam arus pusaran tersebut, diantaranya:
1. Gw punya hobi bersepeda, hobi ini sangat gw manfaatkan dan ternyata sangat jitu dalam membangun sebuah jaringan dan pertemanan, banyak pula dampak positive dari kegiatan bersepeda yang gw rasakan. Gw gabung ma komunitas PSBB (Paguyuban Sapedah Baheula Banadung) n goess2 m temen dari ITB namanya Herlan Setiadi.
2. Gw gabung ke komunitas Banher alias Bandung Heritage Society, suatu tempat berkumpulnya orang2 yang mempunyai kepedulian terhadap nasib bangunan cagar budaya di Kota Bandung, gw dari SD emang demen banget ama gedung2 kuno apalagi di Bandung peninggalan Bung Karno masih banyak.
3. Gw gabung di Klub Tempo Doeloe di Jakarta, komunitas ini gak beda jauh ama Banher, menitikberatkan kepada pelestarian sejarah dan budaya, ini juga gw masuk komunitas ini karena gw seneng memeplajari sejarah.
4. Setiap ada acara2 di keraton baik Jogja maupun Solo, gw selalu menyempatkan hadir untuk menyaksikan dan mengabadikan peristiwa budaya tersebut, jaringan gw ke dunia keraton pun mulai terbuka.
5. Bulan Oktober yl, Gunung Merapi di Jogja batuk2, tanpa berfikir dua kali, gw langsung berangkat kesana untuk menjadi relawan, selama kurang lebih 2 minggu gw berada ditengah-tengah para pengungsi. Disini pertemanan gw menjadi luas karena bertemu dengan relawan2 lainnya, saling bertukar pikiran dan sharring info menjadikan pikiran gw kembali cerah.
Dari langkah2 itu gw merasakan ada sesuatu yang lain, karena dengan gw tidak terus menerus berkutat di dunia seni, ada pola pikir yang lebih berkembang, tidak terkekang dan nafsu akan mengejar materi menjadi berkurang,,gw cuma berprinsip sederhana "Tuhan tidak akan mengurangi dan menghilangkan rezeki kita, dia telah mengatur semuanya".

 Ya, 2010 ini memang tahun ujian bagi gw, menguji kesabaran, menguji keimanan dan ketakwaan pada Allah, menguji kepedulian terhadap sesama, menguji loyalitas dan tanggung jawab, dll. Mulai dari masalah dengan organisasi, dosen, teman, keluarga, dua kali berpacaran tapi sangat singkat, kegiatan gw diluar perkuliahan, bertemu dengan orang-orang baru, sampe hobi gw, gw rasakan di tahun 2010 sebagai pelajaran yang amat berharga, banyak sisi negative tetapi tidak sedikit pula sisi positive yang gw dapet di tahun ini. Bulan Januari-September gw merasa bulan itu merupakan bulan dimana gw sangat jauh dengan Tuhan, wajar apabila gw merasakan hati gw selalu merasakan ketidak pastian,,kumpul2 bersama teman selalau ada yang mengganjal dan hati ni tidak tenang.

Di penghujung tahun 2010 ini, gw merasakan ketenangan yang amat luar biasa..Allah membuka pikiran gw..Allah memberi jalan buat gw..di akhir tahun ini gw merasa dekat dengan Allah kembali..teman gw lah yang secara tidak langsung mendekatkan gw dengan Yang Maha Besar..teman gw namanya Herlan Setiadi, dia kuliah di kampus gajah (ITB) semester VII jurusan Fisika. Dia sebutlah partner gw kalo gw goess alias jalan-jalan dengan bersepeda. Mengenai siapa ini Herlan dan kenapa Herlan bisa mendekatkan gw ama Allah, nanti gw bakal tulis edisi  khusus tentang teman gw yang satu ini. hehehehe..yang jelas keep positive thinking y kawandh...

Di akhir tulisan ini gw tetap berdoa semoga di awal 2011 nanti kehidupan gw lebih baik dari tahun sebelumnya, gw berdoa semoga Allah mendekatkan orang2 yang shaleh k gw, dekatkan orang2 yang bisa mengarahkan gw ke jalan yang benar, orang2 yang bisa menerima gw apa adanya, menerima kelebihan dan kekurangan gw..pengalaman pahit di tahun 2010 menjadi pelajaran yang amat berharga bagi diri gw. Setiap masalah pasti ada jalan keluar yg menuntut kita tuk kreatif, kreatif berbuat sesuatu yg positif. Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi yg lebih kuat dan dewasa.

Keep positive thinking..keep pray..keep survive..keep spirit..keep struggle..terus berjuang jangan pernah menemukan titik akhir..gatot..kamu pasti bisa..


udah ya curhatnya segitu dulu..gw juga mohon masukannya mengenai tulisan gw ini..yang pasti tulisannya ngalor-ngidul ga jelas..gw minta saran n masukannya ya..thnks..



TERIMA KASIH KEPADA:
- ALLAH SWT
- Eyang Sukarno
- Ayah n Ibu
- Herlan Setiadi
- Nadya Kirana
- Dedy Ardian Banjar
- Bapak,Ibu,Akang,Teteh di komunitas PSBB
- Bapak,Ibu,Akang,Teteh di komunitas Banher
- Bapak,Ibu,Akang,Teteh di komunitas Tempo Doeloe

jabat erat dari gw..heheheheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar