Salman, 7 Januari 2011 jam satu lebih sembilan belas menit
Berhubung tulisan kali ini akan membahas tentang orang yang lebih tua, maka bahasanya akan sedikit formal yah...
BUNG KARNO....mmmm saya yakin anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama ini. Saya kira tidak perlu saya jelaskan kembali siapa sosok Bung Karno ini (untuk selanjutnya, dalam tulisan ini nama beliau disingkat menjadi BK). "Perkenalan" saya dengan sosok BK ini memang sedikit unik, pengen tahu ceritanya??
Di suatu hari, ketika saya duduk di kelas 4 SD, saya bersama ibu berkunjung ke rumah tetangga, waktu itu kami baru 1 tahun hidup di lingkungan tersebut, rumah yang kami tempati ini adalah rumah keluarga ayah, ayah lahir dan besar di rumah ini. Para tetangga sudah tidak asing lagi dengan sosok ayah, tapi bagi kami (ibu dan saya) dirasa sangat perlu untuk melakukan pendekatan dengan para tetangga, agar mereka mengetahui lebih dekat sosok ibu dan saya. Ketika ibu dan saya berkunjung ke rumah tetangga (kami memanggilnya Emak Min) waktu itu umur beliau kira-kira 50 tahunan kalau sekarang mungkin sudah hampir masuk 70 tahun (sampai tulisan ini di buat, beliau masih sehat walafiat), ibu dan emak berbincang-bincang, entah apa yang diperbincangkan, saya tidak ingat lagi. Disaat ibu dan emak ngobrol, saya yang waktu itu berumur kira-kira 6 tahun jalan-jalan sendiri mengitari dalam rumah, saya waktu itu tidak punya pikiran apa-apa, maklum anak kecil terkadang suka polos dalam bertindak. Ketika saya masuk ke ruang makan, ada sesuatu yang membuat saya penasaran, dengan kepolosan dan rasa ingin tahu yang luar biasa saya mendekati benda yang menggantung di ruang makan tersebut. Setelah saya mendekat, saya melihat sebuah lukisan yang sangat besar untuk ukuran tinggi saya waktu itu, sosok dalam lukisan tersebut memperlihatkan seorang laki-laki dan seorang perempuan, laki-laki tersebut berpenampilan menarik, sangat gagah dan penuh wibawa, memakai peci dan memegang sebilah keris, sedangkan sosok perempuannya memakai kebaya dengan kepala berkerudung putih, sangat anggun sekali. Saya waktu itu tertegun melihat lukisan yang sangat istimewa tersebut, walaupun lukisan itu sudah cukup buram namun dengan keburamannya menampakkan lukisan tersebut lebih berwibawa. Jujur, ketika saya melihat sorot mata sosok lelaki yang ada di dalam lukisan tersebut, saya seperti "ngobrol" dengan beliau, posisi saya waktu itu hanya diam di depan lukisan tersebut tanpa berkata-kata, pikiran saya waktu itu cuma mengatakan "waaahhhh...meuni gagah kieu ieu si bapa..hebaaat..hoyong abi jiga bapa". Rupanya cukup lama saya berdiri disana, sampai-sampai emak mencari saya dan kemudian menemukan saya berdiri kosong menatap lukisan tersebut. Emak kemudian bilang "euleuh si encep geuning didieu, dipilarian sugan teh kamana" saya tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepala. Kemudian terjadilah percakapan antara emak dan saya :
G: mak..pami ieu teh saha???(sambil menunjuk ke arah lukisan)
E: oooh ieu..ieu teh namina Pak Sukarno sareng Ibu Fatmawati istrina
G: saha Pak Sukarno teh mak??
E: Pak Sukarno teh Presiden Indonesia nu kahiji, waaahh jago pidatona kasep, pami Pak Sukarno bade pidato, emak mah sok pangpayuna wae, pinter, ganteng, pokokna pemimpin jempolan kasep.
G: oooh muhun atuh mak..
Begitu kira-kira percakapan antara saya dan emak tentang sosok yang ada di dalam lukisan ini. Sampai akhirnya saya dan ibu pamit untuk pulang. Selama diperjalanan pulang, pikiran saya terus membayangkan sosok Pak Sukarno ini, ucapan emak sangat merasuki pikiran saya waktu itu, "seperti apa sih sosok BK??gimana yah kalo saya ketemu BK??sekarang BK ada dimana yah??", tak terasa sampai rumah, saya kemudian memberanikan diri bertanya pada ayah, "yah..siapa sih BK itu??" dengan penuh kasih sayang dan suara yang lembut ayah kemudian berbicara dengan mengusap kepala saya berkali-kali, ayah tersenyum kemudian berkata: "BK itu Presidennya Indonesia yang pertama, beliau itu pejuang yang memerdekakan bangsa ini, beliau itu sangat dekat dengan masyarakat, beliau itu selalu dipuja kalau datang ke mana saja, saking dekatnya dengan rakyat, rakyat dimanapun selalu memasang foto BK disetiap rumahnya, beliau sekarang sudah meninggal dan dikubur di Blitar di Jawa Timur, sangat jauh dari sini tot" begitu kira-kira penjelasan ayah. Waaaahhh..penjelasan ayah ini sangat membekas di otak saya ini, saya semakin penasaran dengan sosok BK ini, setelah itu saya kemudian mendapat penjelasan dari mata pelajaran tentang sosok BK. Semakin cinta saya dengan sosok ini, setiap siang malam BK selalu menjadi pikiran saya, sampai-sampai saya selalu mimpi bertemu dan berbincang-bincang dengan beliau, saya selalu mengidamkan untuk bisa bertemu dengan beliau (walau sebenarnya itu sangatlah tidak mungkin).

keep positive thinking, keep pray, keep spirit
jabat erat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar