Selasa, 22 Februari 2011
jam menunjukkan pukul 04:50 WIB,,wake up,,wake up,,wake up,,itulah teriakan hati gw subuh tadi, itu pertanda bahwa gw mesti bangun dari mimpi gw. mata yang masih sayu ini secepat kilat bersinergi dengan kedua kaki, melangkahlah dengan perlahan kedua kaki ini menuju kamar mandi. sepi, sunyi dan tenang menghinggapi suasana subuh tadi. kedua tangan ini mengambil air dan kemudian gw bilas kesebagian tubuh sesuai aturan-aturan berwudhu, cessss...cessss..brrrrr..badan ini tak kuasa menahan keperkasaan dinginnya air.
tak kurang dari 5 menit, gw kembali ke kamar, sebuah kamar dindingnya terbuat dari bambu bilik serta didalamnya dihiasi foto-foto sukarno, tak ketinggalan buku-buku berderat dengan rapi dan sebagian agak acak-acakkan mewarnai keadaan kamar gw ini. subuh tadi masih terasa sangat sepi, orang dalam rumah rupanya masih menjelajah alam bawah sadarnya, tidak ada yang terbangun subuh itu kecuali gw. Allahuakbar...itulah kata pertama yang gw ucapkan ketika gw melapor ke Sang Khalik. disaat pikiran dan jiwa ini menanggung beban yang teramat berat seketika itu hilang dengan hanya mengucap "Allahuakbar".......
tak berapa lama kemudian selesailah gw melapor ke Sang Khalik...rupanya mentari tak sabar ingin cepat-cepat menyinari bumi ini. kaki ini melangkah keluar ketika jam menunjukkan pukul 06.00 WIB. sepasang bola mata titipan Allah ini seketika melihat ke angkasa, terlihatlah mentari pagi yang indah dan perkasa, kemudian bertegur sapalah kami berdua.."hallo gatot..sudah siapkah dirimu menghadapi segala aktivitasmu hari ini?"ujarnya...gw jawab "oh mentari pagi...sejak kedua bola mata ini terbuka dari mimpi semalam, gw selalu siap bervivere pericoloso"...mentari menjawab:"baiklah nak..teruslah berjalan, sebab Allah selalu dekat denganmu"...gw kembali menjawab:"terima kasih mentari, engkau selalu menyinari dunia ini dan hati ini"......percakapan imajiner ini terhenti tatkala sepasang suami istri bersepeda motor melintas didepan gw. dilemparkanlah sebuah senyuman dari bibir ini kepada sepasang suami itri tersebut.
raga ini masih berada diluar rumah, fiyuuuuuuhhh...angin sedikit demi sedikit masuk dan menusuk tulang-tulang ini...indah banget suasana pagi tadi. konsentrasi ini kemudian tertuju pada bilik rumah yang baru diperbaiki semalam oleh ayah. sungguh sangat artistik keliatannya, rumah gw terlihat seperti rumah khas sunda yang sering terlihat di desa-desa. gw sangat senang dengan tampilan rumah gw sekarang. bilik bambu masih tampak mengkilat karena telah dipernis oleh kedua tangan ayah. gw melarang ayah buat mencat bilik itu, alasan gw sangat sederhana "supaya keliatan nilai-nilai tradisionalnya". ayah pun hanya bisa mengangguk dan menuruti keinginan anak tunggalnya ini.
mentari semakin mencengkram bumi ini, akhirnya gw melangkahkan kaki gw untuk masuk ke dalam rumah. kegiatan tubuh gw didalam rumah yaitu: mata bercengkrama dengan berita pagi, mulut bergumul dengan sepotong roti coklat dan segelas sari kurma, dan pantat menempel ibarat perangko dengan sang kursi.
tak banyak kata-kata yang keluar dari mulut pagi tadi, sosok anak tunggal ini hanya bisa diam dan membisu menyaksikan siaran televisi. hanya pikiran yang terus berkeliling melewati dan menembus lorong-lorong waktu di masa depan, sementara raga ini diam kosong.
tak terasa waktu terus berjalan, kegiatan dikampus selanjutnya akan menyambut raga ini.....
wallahuallambissawab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar