Jumat, 11 Februari 2011

Renungan Tubuh

Tak sejengkal pun yang terlewati ketika si empunya menjelajahi ruang dalam tubuh,
Hati berbicara dengan lembut laksana butir-butir pasir,
Perasaannya mengungkapkan gejolak jiwa yang terpendam di dalam tubuh,
Manusia seketika tersadar, mengungkapkan keluh kesahnya dengan irama tubuh,
Tubuhku ini berbicara,

Sang penari-penari itu berteriak dengan semangat,
Sang penari-penari itu berteriak menggema bagai debur ombak,
Sang penari-penari itu berteriak tidak pernah mulutnya berteriak,
Sang penari-penari itu berteriak dengan dinamika gerak,
Sang penari-penari itu berteriak dengan tubuh yang siap menerkam alunan suara,

Mengapa wahai penari engkau hanya bergerak apabila ada benda yang menggerakkanmu?
Berapa lama lagi kau akan bangkit melupakan benda-benda yang gemerlapan disekitarmu?
Sinar ini akan padam sirna apabila engkau memilih nafsu,
Ayolah penari...hanya kau yang mampu berbicara dengan tubuh,
Jangan lupakan itu, gerak kalian tercipta tatkala Tuhan sedang tersenyum,

Oaaaaaaaa...tubuhku ini anugerah...
Oaaaaaaaa...tubuhku ini harta...hadiah istimewa...
Oaaaaaaaa...tubuhku ini laksana tiang pancang yang selalu melindungi si empu rumah...
Oaaaaaaaa...tubuhku ini jangan terkapar oleh kehampaan...
Oaaaaaaaa...tubuhku ini jangan tersia-siakan oleh kesunyian...

Tuhan...tubuhku ini nikmat pemberian-Mu,
Tuhan...tubuhku ini titipan dari-Mu,
Tuhan...tubuhku ini sebenarnya milik-Mu,
Tuhan...tubuhku ini akan berakhir kepada-Mu,
Tuhan...tubuhku ini akan bersatu kembali dengan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar